Empat Tanggal yang Diklaim Sebagai Hari Kemerdekaan Papua
- 01 Juli
- 27 Nopember
- 01 Desember
- 14 Desember
Dalam sejarah gerakan separatis di seluruh dunia, mungkin hanya gerakan Papua Merdeka, yang memiliki empat tanggal yang diklaim sebagai hari kemerdekaan. Dan fakta ini menunjukkan betapa absurdnya gerakan Papua Merdeka.
1. Tanggal 01 Juli
Peringatan hari kemerdekaan Papua pada 1 Juli merujuk ke peristiwa ketika Seth Rumkorem bersama Jacob Hendrik Prai mendeklarasikan Kemerdekaan Papua di Markas Victoria pada 1 Juli 1971.
Hari kemerdekaan 1 Juli ini umumnya diperingati oleh aktivis Organisasi Papua Merdeka (OPM), karena Seth Rumkorem (sebagai deklarator), memang diposisikan sebagai ketua pertama OPM. Di Belanda, kelompok ini diwakili oleh NGRWP (National Government of the Republic of West Papua) pimpinan Simon Petrus Sapioper.
Simon Sapioper dan NGRWP setiap tahun memperingati tanggal 1 Juli dengan upacara pengibaran bendera Bintang Kejora (catatan, pada peringatan 1 Juli 2019 hanya dihadiri 8 orang). Setiap usai upacara bendera, Simon Sapioper juga kadang melakukan tabur bunga di makam Seth Rumkorem, di Nieuw Eykenduynen, Kamperfoeliestraat, 2A, Den Haag.
2. Tanggal 27 Nopember
Sementara itu, ada kelompok lain yang disebut WPNGNC (West Papua New Guinea National Congress), pimpinan Michael Kareth, yang mengklaim telah mendeklarasikan kemerdekaan Papua pada 27 Nopember 1997, di depan gedung Uni Eropa, Brussels, Belgia. Michael Kareth dan pendukungnya lalu menganggap semua peringatan deklarasi kemerdekaan Papua lainya adalah tidak sah. Artinya hanya 27 Nopember yang sah.
Namun, figur Michael Kereth sendiri menjadi obyek cemoohan di kalangan komunitas Papua di Belanda. Michael Kereth berdomisili di Boekel, Belanda (sekitar 110 km ke arah tenggara dari Den Haag, dekat Eindhoven). Memiliki empat orang anak yang semuanya drop-out dari sekolah, yaitu Israel Kareth, Michael Jr., Winner Kareth dan Nixon Kareth (wafat hanyut tenggelam pada 18 Februari 2018). Michael Kareth dikenal gemar berjudi dan karena itu digelari “Presiden Casino”. Karena tak mampu mengurus dirinya sendiri dan keluarganya, ia tidak mampu membayar sewa rumahnya di Boekel. Akibatnya, ia diusir dari rumah tinggalnya, dan kini ditempatkan di penampungan di bawah perwalian Gemeente Boekel (Pemerintah Kota Boekel). Dana sosialnya langsung dipotong oleh pihak Gemeente untuk membayar utang-utangnya, dan hanya menerima sekitar 50 euro per minggu. Michael Kareth juga sering berbohong, dan karena itu digelari “Abu Nawas”.
3. Tanggal 1 Desember
Berdasarkan penelusuran historis, tanggal 1 Desember yang diperingati sebagai “hari kemerdekaan Papua” merujuk kepada klaim bahwa Pemerintah Belanda “menghadiahkan lagu kebangsaan dan bendera Bintang Kejora” kepada gerakan Papua pada 1 Desember 1961 di Hollandia (nama untuk Jayapura ketika itu). Tapi sebenarnya tidak ada deklarasi kemerdekaan ketika itu. Pernyataan bahwa Belanda menjanjikan kemerdekaan untuk Papua juga merupakan klaim sepihak, yang tidak memiliki bukti historis yang akurat.
Tanggal 1 Desember setiap tahun marak diperingati sebagai hari kemerdekaan, sejak sekitar tahun 2015, yang kemudian populer dengan sebut Global Flag Raising (GFR) yang dipromosikan oleh Benny Wenda. Seperti diketahui, pada 2004, Benny Wenda membentuk organisasi bernama Free West Papua Campaign (yang kemudian bermetaforposis menjadi UMLWP/United Liberaton Movement for West Papua) pada 7 Desember 2014 di Vanuatu.
Karena itu, generasi tua Papua, sebenarnya tidak mengenal hari kemerdekaan Papua pada 1 Desember. Menurut beberapa tokoh Papua di Belanda, aksi GFR ini awalnya dan sampai saat ini hanya antusias dirayakan oleh warga Papua atau marga-marga Papua yang berasal dari wilayah pegunungan Papua. Sementara komunitas atau marga Papua yang berasal dari wilayah pantai, tidak terlalu antusiasi dengan aksi GFR pada 1 Desember.
Dengan kata lain, aksi GFR 1 Desember lebih identik dengan upaya mengangkat popularitas dan menunjukkan eksisten Benny Wenda dan organisasi ULMWP.
4. Tanggal 14 Desember
Tampaknya karena tidak mau kalah populer, Thomas Wainggai pernah mengklaim telah mendirikan organisasi bernama “Melanesia Barat” pada 14 Desember 1988, dan tanggal ini (14 Desember) kemudian dirayakan juga sebagai hari kemerdekaan Papua oleh pengikut Thomas Wainggai. Namun peringatan hari kemerdekaan yang digagas oleh Thomas Wainggai ini tidak terlalu populer.
Catatan
- Beragamnya tanggal peringatan “hari kemerdekaan Papua” tersebut semakin mebuktikan bahwa klaim tanggal kemerdekaan Papua tidak memiliki pijakan dan legalitas historis.
- Tanggal/hari kemerdekaan yang berbeda-beda itu juga menunjukkan adanya pesaingan ketat antar sesama tokoh Papua dan/atau antar berbagai organisasi Papua di dalam ataupun di luar negeri.
- Secara umum, klaim empat tanggal hari kemerdekaan tersebut digunakan oleh masing-masing kelompok/organisasi Papua untuk mendongkrak eksistensinya di kalangan warga Papua di dalam negeri. Dan sebenarnya peringatan itu sendiri lebih bersifat propaganda hitam yang tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kesejahteraan warga Papua dan proses pembangungan yang sedang berlangsung pesat di Papua. Sebab secara de facto, “hari kemerdekaan Papua” memang tidak dan tidak akan pernah terjadi.
Benny Lapago
Den Haag, 28 Nopember 2019